Epidemi virus corona (COVID-19) sudah membuat kehidupan
manusia jadi beralih. Warga semakin semakin banyak habiskan waktu di dalam
rumah serta harus jalani physical distancing waktu melakukan aktivitas di luar
rumah.
Disamping itu, beberapa orang harus juga ikuti prosedur
kesehatan yang ada untuk terlepas dari virus corona, seperti tetap membersihkan
tangan serta menggunakan masker. Efeknya, hampir kesemua orang yang ada di luar
rumah sekarang ini tetap kenakan masker termasuk juga saat olahraga.
Hal itu memunculkan pertanyaan berkaitan keamanan dalam
menggunakan masker waktu olahraga. Ditambah, beberapa paling akhir ini sudah
ada pertaruhan di sosial media mengenai bahaya pemakaian masker sesudah ada
pesepeda yang meninggal, serta diketahui menggunakan masker.
Ketua Pusat Riset Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Kampus
Padjadjaran Bandung, Prof A Purba menerangkan mengenai pemakaian masker waktu
olahraga. Menurut dia, bahaya memakai masker waktu olahraga tergantung pada
situasi badan semasing.
Bila seorang bertubuh yang sehat serta ditunjukkan hasil
dari tes, karena itu olahraga dengan memakai masker tidak berefek jelek. Tetapi
bila badan seorang kurang sehat atau mungkin tidak ketahui dengan cara tepat
situasi badannya, karena itu dianjurkan tidak untuk memakai masker waktu
olahraga.
Purba lalu memberikan contoh dalam olahraga lari, seorang
tentu saja memerlukan banyak oksigen. Pemakaian masker yang tutup mulut serta
hidung tentu saja membuat konsumsi oksigen ke jantung serta otak menyusut.
"Jika menyusut oksigennya dapat luka," jelas Ketua
Scope Medicine KONI Jawa barat ini. "Semakin Jika dipaksakan, dapat
terserang penyakit serangan jantung sebab kekurangan oksigen."
Pemakaian masker makin beresiko bila situasi badan seorang
benar-benar tidak memberi sirene. Waktu berasa sehat, tiba-tiba terserang
penyakit serangan jantung. Walau sebenarnya, orang itu tidak memperlihatkan
tanda-tanda apa saja.
Oleh karenanya, Purba merekomendasikan bila tidak ada di
keramaian atau sedang olahraga berdua sama orang serumah, tak perlu kenakan
masker. Disamping itu, yang perlu ialah tipe olahraga yang dilaksanakan.
Untuk tingkatkan kekebalan, seorang hanya memerlukan
olahraga mudah dengan intensif waktu satu jam atau bisa lebih. Pilihan
olahraganya dapat jalan kaki, jogging, naik sepeda enjoy, renang, serta yang
lain.
"Untuk kesehatan jantung serta paru cukup 20-30
menit," pendapat Purba. "Tetapi untuk tingkatkan kekebalan harus satu
jam atau bisa lebih semasa 3x seminggu, atau optimal 5 kali seminggu."
"Ingat-ingatlah, jika bukan olahragawan atau olahraga
prestasi, kerjakan olahraga berdasar kekuatan. Jika mampunya 30 menit, kerjakan
semasa 30 menit," tambahnya. "Jika mampunya 30 menit, kerjakan semasa
30 menit. Kerjakan olahraga mudah. Jangan salah, olahraga berat itu turunkan
kekebalan."